Categories
Dea Varanida Pendidikan Publikasi Media

FISIP Untan dan AJI Latih Akademisi Gunakan AI

Artikel ini sudah pernah dipublikasikan sebelumnya oleh rri.co.id, dan Anda dapat melihat artikel aslinya di sini.

KBRN, Pontianak: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pontianak menggelar pelatihan kecerdasan artifisial (AI) untuk riset dan cek fakta bagi para akademisi. Pelatihan tersebut berlangsung di salah satu cafe di Pontianak, Jumat (9/5/2025).

“Kegiatan ini merupakan bagian dari program Training of Trainers (ToT) AI untuk Akademisi dalam Literasi Media dan Misinformasi yang diinisiasi AJI bersama Google News Initiative (GNI), dan bertujuan memperkuat kapasitas dosen dalam menghadapi tantangan era digital,” kata Dosen FISIP Untan yang juga trainer dalam pelatihan tersebut, Dea Varanida.

Menurutnya, keterbatasan infrastruktur dan tenaga ahli menjadi hambatan utama karena belum semua kampus memiliki jaringan internet yang memadai atau SDM IT yang mumpuni. Selain itu, isu privasi data mahasiswa juga menjadi perhatian utama.

Ia menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam mengembangkan etika penggunaan AI. “Institusi pendidikan harus menjadi pelopor dalam penyusunan regulasi privasi data, transparansi algoritma, dan keadilan dalam pengambilan keputusan AI,” kata Dea.

Dea menjelaskan, pelatihan ini terdiri dari beberapa sesi tematik, antara lain pengenalan dasar AI dan aplikasinya dalam media dan pendidikan, teknik dan alat untuk mendeteksi informasi palsu, penggunaan AI dalam penelitian akademik, keamanan digital dan perlindungan data dan Etika dalam penggunaan AI.

Melalui pelatihan ini, para dosen diharapkan dapat menjadi pelopor dalam integrasi AI di lingkungan akademik serta mampu membimbing mahasiswa dan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi secara bijak. Selain memperkuat literasi digital, kegiatan ini juga diharapkan membuka jalan kolaborasi antara dunia pendidikan dan media dalam menangkal disinformasi.

“Adapun tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pemahaman akademisi tentang perkembangan terkini AI dalam konteks pendidikan dan media serta membangun kemampuan operasional dan etis dalam penggunaan teknologi AI untuk riset, pengajaran, dan pengabdian masyarakat,” tuturnya.

Dengan pendekatan komprehensif dan berbasis praktik, pelatihan ini diharapkan memberi dampak berkelanjutan dalam mendorong transformasi digital di lingkungan akademik, serta memperkuat posisi perguruan tinggi sebagai pusat keunggulan dalam pemanfaatan teknologi untuk kemajuan masyarakat.

Di tempat yang sama, Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Dr. Ira Patriani menjelaskan, bahwa pelatihan ini melibatkan dosen dan mitra strategis untuk membahas pentingnya penggunaan AI dalam intelijen yudisial, riset akademik, dan verifikasi informasi. 

“Mahasiswa kita kini jauh lebih canggih, dan dosen pun harus beradaptasi. Tantangan seperti pengelolaan data dan kebutuhan kolaborasi jadi fokus utama,” kata Ira.

Koordinator Prodi Ilmu Komunikasi, Aliyah Nuraini Hanum menegaskan pentingnya etika dalam penggunaan AI. 

“Kami berharap pelatihan ini menjadi bekal bagi dosen dan mahasiswa untuk menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas, tetapi tetap sesuai dengan kaidah akademik dan etika profesi,” katanya.

Pelatihan yang berlangsung interaktif ini dipandu oleh dua trainer, yaitu Ketua AJI Pontianak Rendra Oxtora dan dosen Ilmu Komunikasi Untan Dea Varanida. Rendra, yang juga jurnalis LKBN Antara Biro Kalbar, memaparkan bahwa AI kini menjadi bagian integral dari berbagai bidang pekerjaan dan masyarakat, termasuk media dan dunia pendidikan. 

“AI membantu dalam analisis data, validasi fakta, hingga personalisasi pembelajaran. Namun, tantangan etika, infrastruktur, dan pemahaman masih perlu dijawab,” katanya.

Rendra menambahkan, AI di media kini digunakan untuk otomatisasi penulisan, analisis sentimen, dan verifikasi informasi, sementara di kampus AI membantu dalam deteksi plagiarisme, efisiensi administrasi, dan pengembangan riset. 

“Tapi penggunaan AI juga menimbulkan dilema etis, khususnya soal validitas hasil riset dan tanggung jawab intelektual,” katanya.