Categories
Aktivitas Mahasiswa

Hi-Collabs : HIMAKOM Bersama GERKATIN DAN WBDC Ajak Mahasiswa Belajar Berbahasa Isyarat

HIMAKOM FISIP UNTAN Periode 2022-2023 mengadakan Hi-Collabs bertajuk “Belajar Komunikasi Bahasa Isyarat bersama Teman Tuli” yang dimana program kerja ini berkolaborasi dengan komunitas Gerkatin (Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu) dan WBDC (West Borneo Deaf Community) pada hari sabtu tanggal 5 November di Ruang Gedung F4,  Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univesitas Tanjungpura. Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNTAN dari berbagai angkatan dengan total 40 peserta.

Pada kegiatan ini HIMAKOM FISIP UNTAN mengajak komunitas teman tuli untuk mengajarkan teman dengar menggunakan atau berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Bahasa isyarat mengajarkan banyak mahasiswa Ilmu Komunikasi dalam berkomunikasi secara non-verbal jadi wawasan terhadap non-verbal akan bertambah. 

Nahh, komunitas Gerkatin dan WBDC itu apa sih?? Jadi Gerkatin adalah komunitas yang di dalamnya tempat teman Tuli berkumpul, sama hal nya dengan WBDC yang juga mewadahi untuk teman teman Tuli dalam berkomunikasi dengan orang lain. Hanya saja yang membedakan kedua organisasi atau komunitas ini adalah kalau Gerkatin adalah komunitas yang tersebar diseluruh Indonesia dan mempunyai koneksi yang lebih luas pada kegiatannya. Sedangkan WBDC adalah komunitas dengan cakupan Kalimantan Barat saja, bisa dibilang bahwa Gerkatin adalah ibu dari komunitas WBDC.

Kegiatan Collabs ini juga diawali dengan pemaparan materi yang dipresentasikan oleh saudara Figo sebagai ketua komunitas WBDC, Figo juga merupakan seorang teman Tuli. Figo menjelaskan bagaimana kondisi teman Tuli dalam kehidupan sosialnya, kemudian menceritakan sejak kapan mereka menyandang sebagai teman Tuli, ia menjelaskan bahwa setiap orang berbeda-beda ada yang sejak lahir sudah tidak bisa mendengar dan ada juga yang didapati setelah bertumbuh dewasa karena musibah atau kecelakaan yang dialaminya. Figo adalah seseorang yang pernah memenangi lomba pantomim dua kali tingkat nasional, sebuah prestasi yang sangat membanggakan. 

Kemudian Figo juga berbagi perbedaan teman Tuli dan teman Dengar dalam kehidupan sehari hari, contohnya teman dengar biasanya memasang alarm dengan suara namun berbeda dengan mereka yang menggunkan mode getar untuk bisa membangun kan mereka.

Di dalam kehidupan sehari hari mereka juga menjelaskan apa yang membuat mereka tidak nyaman, yang pertama adalah jangan berteriak ketika berbicara dengan mereka, itu akan membuat mereka sangat tersinggung, lalu jangan berbicara terlalu cepat karena mereka sangat kesulitan dalam membaca gerak bibir seseorang dan cobalah untuk bersabar dalam berkomunikasi dengan mereka, selanjutnya mereka akan tersinggung apa bila kita pura-pura mengerti apa yang dibicarakan, jadi cobalah bertanya kembali apa yang dimaksud. 

Selama materi berlangsung, teman-teman dari teman dengar tidak perlu khawatir dan bingung jika takut terjadi miss komunikasi, karena kegiatan Hi-Collabs ini juga meghadirkan 2 orang juru bicara yakni Tika dan David. 

Acara dilanjutkan dengan praktek menggunakan bahasa isyarat yang dilakukan oleh mentor-mentor disetiap kelompok, diajarkan mulai dari abjad dari a-z, kemudian kata-kata dasar seperti terima kasih, tolong, selamat pagi, siang, malam, dan diajarkan juga untuk memperkenalkan nama kita dengan menggunkan bahasa isyarat. 

Kolaborasi ini juga semakin seru dan senang karena dilanjutkan dengan sesi Games estafet dimana kita mencoba menyampaikan pesan dan harus sama sampai orang terakhir, di games inilah waktunya kita diberikan challange karena penyampaian pesan tersebut dari teman tuli dan pesan disampaikan menggunakan bahasa non verbal.

“Iya awalnya sulit berbicara bersama kakak-kakaknya. Karena kan aku belum tahu bagaimana caranya berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Setelah belajar dasar-dasarnya udah bisa berkomunikasi sedikit. Walaupun masih belum terlalu paham, tapi senang sih bisa mengerti sedikit apa yang dikomunikasikan, Senang sih aku kemarin ikut kegiatannya,”Pungkas Adfram sebagai salah satu peserta Hi-Collabs HIMAKOM bersama Gerkatin  dan WBDC.

Kegiatan ini banyak memberikan pelajaran, bukan hanya pelajaran tentang bagaimana memahami bahasa isyarat namun pelajaran untuk lebih menghargai perbedaan. Dengan kegiatan ini berhasil mengubah cara pandang kita terhadap teman Tuli, mereka itu sama dengan kita. Mereka segan untuk dikasihani malah akan membuat mereka berkecil hati, mereka sebagai teman Tuli mereka bangga dengan apa yang telah diberikan, maka penghormatan tertinggi adalah saling menghargai.

Penulis by: HUMAS HIMAKOM FISIP UNTAN