Categories
Dosen Pengabdian Kepada Masyarakat

Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNTAN Berpartisipasi Sebagai Narasumber pada Kegiatan Lokakarya (Workshop) yang Diadakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya

Pontianak – Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNTAN berpartisipasi sebagai Narasumber pada Kegiatan Lokakarya (Workshop) Komunikasi Excellence Public Service yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya, pada 7 Februari 2023.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan prima kepada masyarakat. Yang dihadiri oleh perwakilan dari setiap unit Puskesmas di daerah Kabupaten Kubu Raya.

Dengan menghadirkan tiga narasumber, kegiatan ini terbagi menjadi tiga sesi dengan tiga tema pembahasan yang berbeda. Sesi pertama di isi oleh Dea Varanida, S.I.Kom., M.I.Kom. dengan mebawakan tema pembahasan mengenai “Komunikasi Organisasi yang Efektif dalam Meningkatkan Pelayanan”, sesi kedua di isi oleh Dr. Netty Herawati, M.Si, dengan tema pembahasan mengenai “Komunikasi Intrapersonal dan Spiritual sebagai Akar dari Budaya 5S “, dan sesi ketiga di isi oleh Suci Lukitowati, S.P., M.A. dengan tema pembahasan mengenai “Komunikasi Interpersonal dalam Menghadapi Pasien dan Keluarga.”

Pada kegiatan ini selain memberikan ilmu dan teori yang bermanfaat, narasumber juga memberikan praktik pelayanan secara langsung dalam setiap sesinya, mulai dari praktik menyampaikan visi-misi dari masing-masing unit Puskesmas dengan yakin dan penuh percaya diri. Lalu, pada sesi kedua, kegiatan dilanjutkan dengan praktik komunikasi nonverbal, seperti cara berdiri, berjalan, dan duduk yang baik dan benar dalam melakukan public speaking. Pada sesi terakhir, diadakan praktik secara berkelompok dengan masing-masing anggota memerankan cara melayani dan menghadapi emosi pasien dengan tetap mempertahankan pelayanan prima.

Dea Varanida yang merupakan dosen Ilmu Komunikasi FISIP UNTAN sekaligus sebagai narasumber pada kegiatan ini, menyatakan bahwa kualitas komunikasi yang baik oleh pihak tenaga kesehatan merupakan salah satu hal yang diharapkan menjadi prioritas. Di sisi lain, melihat masing-masing pasien sebagai satu individu yang unik dan memerlukan perhatian yang berbeda-beda juga turut serta memengaruhi keberhasilan komunikasi yang dilakukan. Jika komunikasi yang diaplikasikan tidak berjalan efektif, kesulitan untuk bisa mengerti segala keluhan pasien akan berpotensi terjadi. Oleh karena itu, komunikasi yang efektif menjadi protagonis dalam hal ini.

“Kalau kami para dosen, sih, sehari-hari menghadapi mahasiswa-mahasiswi yang dalam keadaan sehat. Namun, para tenaga kesehatan harus menghadapi pasien-pasien yang tentunya tidak dalam keadaan sedang baik-baik saja alias memiliki keluhan yang berbeda-beda. Tentu saja bukan suatu hal yang mudah, tetapi bukan juga berarti tidak bisa,” ujar Dea Varanida