Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNTAN berpartisipasi sebagai peserta mewakili Universitas Tanjungpura sebagai salah satu dari enam universitas mitra kegiatan Saring Daring. Saring Daring merupakan sebuah kompetisi berskala nasional yang menantang mahasiswa untuk berkreasi dan menyebarkan pesan video untuk mengedukasi warga negara Indonesia tentang bagaimana agar tetap aman saat berada di dunia maya serta mempraktikkan kewarganegaraan digital yang bertanggung jawab.
Bootcamp merupakan tahap ke tiga dari rangkaian acara dalam program Saring Daring (University Challenge Indonesia). Di Universitas Tanjungpura kegiatan ini diadakan pada Selasa, 30 Mei 2023 di Aula Magister FISIP UNTAN. Kegiatan bootcamp ini bertujuan untuk memberdayakan mahasiswa dengan memberikan pengetahuan tentang literasi digital, pemikiran kritis dan pembuatan konten yang baik untuk dapat menghasilkan konten yang efektif dan kreatif ketika ingin berbagi pengetahuan literasi digital dalam komunitas mereka.
Kegiatan ini mendapat sambutan baik dari dekan FISIP UNTAN, Dr. Herlan, M.Si. Beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini dapat menjadi program yang positif bagi mahasiswa untuk menggali banyak informasi dari program ini. Menurut Dr. Herlan, M.Si di era digital seperti sekarang ini ada banyak tantangan dan hoaks sehingga memerlukan pemikiran yang kritis. Dan melalui program ini harapannya dapat membantu mahasiswa untuk lebih kritis dalam melihat kebenaran informasi di media.
“Dengan kehadiran program ini harapannya mahasiswa dapat memanfaatkan sebaik baiknya, ini adalah panggung yang harus dimanfaatkan, momen seperti ini langka. Untuk kedepannya menjadi sebuah kemajuan. Jadi ketika ada momen seperti ini kompetisi, lakukan, dan lanjutkan,” ujar Dr. Herlan, M.Si dalam sambutannya.
Para trainer yang ahli dibidangnya dihadirkan dalam kegiatan ini, ada Santi Indra Astuti sebagai Founder Japelidi (Jaringan Pegiat Literasi Digital) dan Nicho Lintang yang merupakan seorang content creator dengan hampir 2 juta subscriber di channel youtubenya.
Santi Indra Astuti menyampaikan bahwa dengan Digital Literacy & Critical Thinking dapat menjadikan pengguna media digital sebagai agen yang dapat membalikkan kualitas negatif menjadi positif dari ruang digital.
“Kita harus bisa membuat ruang digital menjadi tempat yang nyaman dan aman seperti di ruang non digital,” ujar Santi.
Golden Circle yang terdiri dari what, how, why berlaku untuk keseharian, kehidupan, dan pekerjaan, terlebih ketika ingin mulai membuat sebuah konten. Menurut Nicho seringkali ketika seseorang memulai sesuatu itu dimulai dengan what (apa produknya). Yang dimana dalam golden circle tersebut, bagian terdalam dan terpentingnya adalah why . Sehingga ketika sesuatu dimulai dengan why seringkali dapat bertahan dalam jangka panjang. Dan cara mudah mencari why ialah dari keresahan yang dirasakan oleh diri sendiri.
Kegiatan ini berlangsung sangat interaktif antara trainer dengan para peserta. Dimulai dari para peserta yang menyampaikan perspektif mereka mengenai seberapa penting untuk menjadi warga digital yang baik. Menurut Regina, sebagai salah satu peserta dalam kegiatan bootcamp, menjadi warga digital yang baik dapat menciptakan ekosistem digital yang baik juga, terlebih saat ini segala sesuatu bertransformasi ke digital.
“Dan menjadi warga digital yang baik harus dimulai dari diri sendiri lalu menjadi dua,tiga orang hingga terbentuk lingkungan dan ekosistem digital. Seperti kita tahu juga bahwa jejak digital itu sulit dihilangkan, dan jika ada hal negatif yang kita lakukan akan berdampak tidak baik juga untuk kita kedepan. Dengan menjadi warga digital yang baik menjadikan kita bersikap skeptis terhadap berita yang diterima, dengan mencari dasar beritanya bagaimana serta kronologi sebenarnya bagaimana. Agar kita juga tidak dengan mudah menjudge orang lain ketika memperoleh informasi,” ucap Regina.
Pada sesi terakhir, peserta diminta untuk berdiskusi mengenai konsep konten yang nantinya akan mereka buat. Mulai dari tema, target audience, pengemasan konten, serta calling action yang akan dimuat dalam konten. Hasil presentasi yang peserta sampaikan mengenai konsep konten mereka, memiliki ide-ide yang beragam dan sangat menarik. Mulai dari dampak oversharing yang menyalahi privasi diri dan batas personal hingga tema yang mengajarkan cara bijak dalam bertransaksi online. Hasil presentasi dari para peserta juga memperoleh feedback yang baik dari para trainer.